Strategi Pemenangan Pilkada

Strategi dan Cara Jitu Menang Pemilukada

Senin, Maret 07, 2016 Visi Indonesia Proaktif 0 Comments

Oleh: Syarief Aryfaid, Direktur Eksekutif Lembaga Strategi Nasional
1. Pengantar
Dalam rangka mewujudkan keberhasilan dalam kontestasi politik pemilihan kepala daerah secara langsung, yang demokratis dan profesional, perlu disusun manajemen strategi pemenangan kandidat berbasis resource politik, ekonomi, sosial, dan juga agama dan adat, khususnya dalam rangka memastikan kandidat yang berkontestasi mendapat dukungan maksimal dari masyarakat (voters). Dalam implementasinya, memerlukan proses dan kesiapan tim yang solid dan profesional, yaitu memahami berbagai strategi alternatif dalam memenangkan kontestasi politik pemilukada serentak.
Keberhasilan kandidat juga tidak lepas dari kemampuan tim pendukung yang memiliki kompetensi, integritas serta loyalitas dukungan yang masif. Oleh sebab itu, kontestasi politik pilkada bukan hanya bicara soal pertarungan individu kandidat (dengan segala atribut politik yang dimilikinya), akan tetapi secara sadar harus dipahami sebagai proses kolektifitas tim politik. Dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti tersebut, maka pilihan-pilihan strategi pemenangan harus cermat dan tepat sesuai dengan kondisi lapangan (sosial, ekonomi, politik, budaya), dimana di dalam strategi tersebut terdapat berbagai metodologi-metodologi yang dapat diuji keilmiahan serta keakuratan dalam implementasinya.
Kemampuan dalam menyusun rencana dan strategi dalam kontestasi pemilu legislatif dan Pemilukada, akan menjadi parameter cara kerja tim sukses (timses). Indikatornya adalah dapat dilihat dari seluruh rangkaian/tahapan pemilu, pemilu legislatif dan pemilukada
2. Pentingnya Strategi.
Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
Mengacu pada pandangan Michael Porter, dimana gagasan strategi bisnisnya sangat relevan untuk dijadikan literasi dalam kontestasi politik kontemporer, seperti halnya kontestasi politik pemilukada. Dengan meminjam cara kerja konsep Porter, maka dalam strategi tingkat pemenangan pemilukada adalah bagaimana cara setiap kontestan/kandidat melakukan kompetisi dan bersaing untuk memperoleh kemenangan.
Terdapat Lima Kekuatan Kompetitif Porter sebagai refensi kompetisi politik pemilukada: Pendekatan Porter menurut penulis, didasarkan atas analisis 5 kekuatan kompetisi/persaingan yaitu mencakup:
  • Memahami Ancaman Pendatang Baru. Seorang kontestan yang fighting, ia harus memahami dan memetakan serta mampu merumuskan peta jalan keluar ketika ia mengetahui bahwa ia memiliki kompetitor yang kuat yang dapat mempengaruhi perilaku pasar (pemilih). Oleh sebab itu kandidat dan tim secara teorganisir harus mampu memproduksi barang politik yang mudah di terima oleh pasar (pemilih).
  • Memahami Daya Tawar Menawar Pemasok. Pemasok dalam perspektif politik dapat diterjemahkan sebagai bergabungnya berbagai elemen untuk mendukung kandidat. Dalam konteks pemasok tersebut, maka sangat penting bagi kandidat dan tim untuk memahami daya tawar menawar pamasok tersebut, sebab jika tidak dianalisis dan dikelola dengan baik maka, bisa jadi “pemasok” tersebut dapat juga menjadi ancaman bagi internal tim dan kandidat. Sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual (popularitas dan elektabilitas kandidat) dan pemasok bisa juga mengurangi kualitas dan citra kandidat.
  • Memahami Daya Tawar Menawar Pembeli. Pembeli dalam perspektif kontestasi politik dapat diterjemahkan sebagai proses mencari dukungan yang dilakukan oleh kandidat dan timses. Secara teoritik, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Artinya, bahwa kandidat dan timses harus memahami secara obyektif tentang siapa pembeli dan barang apa yang di beli. Sikap pembeli (pendukung dan penyokong modal) semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi proses kontestasi politik. Sudah menjadi rahasia publik, bahwa setiap kandidat dan timses butuh banyak dukungan resources untuk memenangkan kontestasi. Jadi jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli produk politik yang di tawarkan atau yang dijual oleh kandidat.
  • Memahami Daya Tawar Produk Pengganti. Kandidat dan timses yang cerdas dan cerdik, ia harus memiliki kemampuan untuk mengetahui kehadiran produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli). Artinya bahwa program apapun yang kita tawarkan ke pemilih (pasar), harus selalu disiapkan dengan kualitas program pengganti yang sesuai dengan permintaan dan ekspektasi publik
  • Memahami Persaingan Antar Pesaing. Persaingan konvensional selalu berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar pemilih dari lawan politik. Pemilih sebagai konsumen merupakan objek persaingan dari seluruh konstestan (timses dan partai politik serta relawan) yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati pemilih (masyarakat/konsumen) maka kandidat akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon, dll.

3. Tujuan Strategi
Secara umum strategi yang dirancang LSN bertujuan sebagai guidens untuk memperjuangkan kemenangan bagi kandidat yang akan berkontestasi dalam kontestasi politik pemilihan umum, baik itu pemilu presiden, pemilu legislatif, dan pemilukada tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Sedangkan tujuan khusus dari program strategi LSN yaitu:
  • Identifikasi kader-kader pendukung Ideologis, Pragmatis, Rasionalis dan Tradisional. Dari hasil assessmentakan diperoleh sekelompok orang (kader) yang mempunyai keahlian tertentu (talent pool) untuk mendukung dan memenangkan kandidat dalam proses pemilu/pemilukada
  • Terbentuknya Tim Pemenangan Kandidat (TPK)
  • Terlaksananya Training of Trainer (ToT) bagi Timses
  • Terlaksananya Survei Pemetaan Dukungan Pemilih dan Perilaku Pemilih
  • Terbentuknya Tim Kampanye Bagi Kandidat
  • Terumuskan Grand Strategic dan Peta Jalan Pemenangan Kandidat

4. Tahapan Kegiatan
Berangkat dari analisis dan estimasi waktu penyelenggaraan pemilukada, dibutuhkan kesiapan dan kematangan perangkat (infra dan suprastruktur) baik internal Kandidat maupun bagi Tim Pemenangan Kandidat. Oleh sebab itu dalam desain konsep jasa konsultansi politik, ini ada beberapa tahapan kegiatan yang dapat LSN ajukan sebagai bagian dari proses konsultansi pemenangan kandidat, dengan menggunakan metode assessment center, terdiri atas tahapan sebagai berikut:
  • Tahapan Persiapan
  • Kajian Ulang (Review)Potensi Kandidat
  • Kajian Ulang (Review)Potensi Timses/Tim Pendukung
  • Kajian Pembentukan Tim Pemenangan Kandidat (TPK)
  • Penyusunan Skema Kerja Tim, yang meliputi: Penguatan Kapasitas Timses dan TPK diseluruh wilayah
  • Uji Coba Simulasi
  • Penyusunan Jadwal Pelaksanaan.
5. Tahapan Action/Lapangan
Meliputi:
  • Penelitian
  • Ansosekpol dan Survei Potensi Dukungan
  • Publikasi
  • Kampanye Tertutup
6. Survei dan Kampanye
Jika pada ansosekpol tahap 1 lebih fokus pada pemetaan perilaku pemilih yang acuanya behavioral approach, maka ansosekpol tahap 2, adalah riset pemenangan, dengan menggunakan pendekataninfluenz of power, yaitu sebuah pendekatan riset, dimana surveyor diberi bekal, kiat, metode untuk mempengaruhi hati dan pikiran pemilih agar memilih kandidat yang kita usung. Sasaran metode ini adalah bagi pemilih dengan kategori, rational choices, young voters (pemilih pemula), tradisional choice, swing voters, pemilih transaksional. Survei tahap dua ini juga menjadi bagian dari proses kampanye tertutup.
Secara metedologis, dalam survei ini akan diajukan beberapa pertanyaan singkat yang harus disampaikan kepada pemilih dan jawabanya juga hrs dicatat oleh surveyor, yang kemudia hasil survei tersebut ditabulasi dan dianalisis berdasarkan wilayah atau area sebaran pemilih.
7. Kanalisasi Dukungan
Kedua ansosekpol tersebut di atas, secara bersaamaan akan mendaptakan informasi yang jelas soal berbagai tipelogi pemilih dan jenis dukungan. Oleh sebab itu maka perlu dirumuskan langkah tindak lanjut dengan menerapakan Sistem Kanalisasi Dukungan, yaitu sebuah metode yang membagi poteni dukungan ke dalam delapan Jalur/Kanal, antaralain: Jalur Keluarga, Pertemanan, Profesi, dll
8. Penutup
Demikian konsep strategi pemenangan yang disusun oleh LSN. Apabila ada hal-hal yang belum dibahas dalam tulisan ini dapat dibicarakan lebih lanjut. Informasi dan komunikasi lebih lanjut mohon dapat menghubungi kami.

0 Post a Comment: