Tampilkan postingan dengan label Ahok Anies Agus Cagub DKI. Tampilkan semua postingan

Peluang Ahok, Anies dan Agus Dalam Pilkada DKI 2017


ELVIPS.COM - Oleh Datuk Agung Sudayu - Sesungguhnya tidak satupun diantara pendukung ketiga Calon Gubernur DKI yang ada boleh mengklaim bahwa Cagub yang didukungnya adalah yang terbaik karena mempunyai pengalaman lebih dari yang lain. Yang jelas ketiganya menurut pendapat saya adalah pendatang baru yang akan bertaruh untuk mendapatkan simpati pemilih di Jakarta dan bisa menempatkan dirinya sebagai "GUBERNUR TERPILIH". Ahok yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI, mendapatkan kedudukannya dikarenakan Jokowi terpilih menjadi Presiden RI, artinya Ahok juga belum mempunyai pengalaman sebagai Gubernur terpilih. Sementara Anies Baswedan dikenal dalam kancah politik hanya sekejap, saat dia berkiprah dalam kancah penjaringan calon Presiden yang dilakukan oleh Partai Demokrat, kemudian dengan perjalanan waktu dia meloncatkan kakinya ke kubu Jokowi - Kalla , dalam sekejap pula dia menjadi Menteri Pendidikan yang dijabatnya tidak sampai akhir, karena penilaian Presiden, kemudian bersetuju menjadi Calon Gubernur usungan Jenderal Prabowo, yang notabene lawan politiknya saat Pilpres 2014 yang lalu. Akan halnya Agus Yudhoyono, tidak satupun diantara kita yang tidak tahu bahwa dia masih sangat muda, seorang perwira menengah TNI, dan sama sekali tidak pernah terjun ke politik secara langsung. Walhasil semua calon Gubernur DKI tersebut masing masing adalah pendatang baru yang mempunyai peluang untuk menang dan juga kalah suatu kewajaran dalam sebuah pertandingan.

Walau sebagai pendatang baru sebagai "Calon Gubernur" ternyata yang paling diuntungkan adalah Cagub AHOK, mengapa?. Karena Ahok adalah Gubernur (Bukan GUbernur terpilih) DKI saat ini, yang sudah mampu menunjukkan beberapa karya positivenya, dan keberaniannya didalam mengambil keputusan bahkan untuk hal hal yang kontroversial sekalipun, perjalanan singkatnya sebagai Gubernur DKI yang syarat dengan berbagai hal, telah menjadikannya sebagai Calon Gubernur yang paling terkenal di Pilkada kali ini, bahkan bisa mengalahkan kedua Cagub lainnya dalam kaitan dengan official network di DKI, semuanya sangat bermanfaat bagi Ahok untuk memenangkan pertandingan, bahwa namun demikian sebagai Gubernur, Ahok mempunyai banyak hal yang bisa digunakan oleh lawan lawan politiknya sebagai sasaran tembak, bukan saja berbagai peristiwa yang meninggalkan syak wasyangka negative, tetapi yang jelas hal yang berkaitan dengan Suku dan Agama saat ini menjadi issue yang mau atau tidak mau, langsung atau tidak langsung akan dijadikan salah satu alat untuk menjauhkan Ahok dari pemilihnya.

Akan halnya Anies Baswedan, dia tidak punya point of interest sebagai yang di punyai oleh Ahok tersebut diatas, tetapi Anies adalah sosok muda yang cukup handal didalam memperjuangkan dirinya dan mewujudkan ambisi politiknya, dia juga mempunyai atsaris sujud yang jelas sebagai cucu dari seorang pejuang Indonesia AR Baswedan, namun dalam kaitan dengan Pilkada DKI, jujur saja dia tidak bisa menunjukkan karya karya besarnya sebagai " Past Performance" baik sebagai seorang akademisi ataupun sebagai seorang Menteri, hal yang paling mendukung Anies adalah bahwa dia adalah seorang Muslim dan dibantu pula oleh seorang Cawagub yang handal dalam kaitan dengan business, yang tentu jika keduanya terpilih DKI akan di pimpin sebagai mereka memimpin lembaga business, yang tentu saja dipimpin secara innovative yang berhasil guna bagi warga DKI. Untuk pencalonan Anies tentu yang menuai imbalan positive adalah Jenderal Prabowo yang dalam Pilpres yang lalu menjadi lawan Anies Baswedan yang saat itu mendukung Jokowi, dan semua orang masing ingat bahkan Ahok pun bisa tampil di DKI karena faktor Prabowo. Hal mana akan menjadi salah satu point of interest jika Prabowo akan kembali mencalonkan diri untuk Pilpres 2019 nanti.

Bagaimana pula dengan Agus Yudhoyono?. Semua orang faham bahwa dia baru terjun ke politik praktis saat di tetapkan sebagai "Calon Gubernur DKI" oleh poros Cikeas, karena selama ini Agus Yudhoyono adalah seorang Militer yang tentu diharapkan akan menjadi seorang Jenderal seperti Kakeknya Sarwo Edhy Wibowo, dan ayahnya Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga presiden Indonesia selama dua Priode kepemimpinan. Menuruti kehendak Partai Demokrat yang bermakna kehendak Ayahnya, dan juga Partai Partai pengusung yang lain, PKB, PPP dan PAN merupakan pertanda adanya sikap hormat seorang muda pada orang tua dan yang dituakannya, jika dia terpilih maka akan ada ukiran sejarah, tetapi jika kalah maka akan ada pengorbanan yang amat bermakna dalam kehidupannya, dan Agus akan menjadi satu satunya Putera terbaik Indonesia yang harus mengundurkan diri sebagai Perwira TNI untuk mengabdikan diri pada Bangsanya dan menuruti kehendak Orang tuanya. Saya melihat hal ini sebagai sisi positive yang tidak ada duanya, dan dalam sejarah Ummat manusia mungkin bisa di ibaratkan sebagai ketaatan Nabi Ismael AS kepada ayahnya Nabi Ibrahim AS.

Akankah Agus Yudhoyono mampu memenangkan pertandingan dalam Pilkada DKI ini?. Tentu kemungkinan itu sangat besar, bukan saja karena faktor tersebut diatas, tetapi juga dikarenakan adanya "atsaris sujud" yang sangat sangat jelas, yakni dia adalah cucu dari seorang pendekar militer Jenderal Sarwo Edy Wibowo dari garis keturunan Ibundanya, dan tentu Putera Presiden SBY yang juga seorang Jenderal yang mampu menjadi Presiden selama dua kali prieode kemimpinan, dan mungkin jarang yang memahami bahwa dalam darah Agus Yudhoyono mengalir darah pemimpin dan pejuang serta penyebar agama Islam di Ponorogo BATORO KATONG. Jika memilih menantu saja dalam tuntunan diharuskan untuk mempertimbangkan bobot, bebet, dan bibit, apatah lagi dengan memilih PEMIMPIN?.

Yang menjadi faktor positive lainnya adalah dukungan PKB,PPP dan PAN. Karena bagaimanapun PKB sangat identik dengan Nahdhiyyin begitu juga PPP mempunyai pemilih dan pendukung captive di DKI, sementara walau PAN hanya punya dua orang anggota DPRD tetapi partai ini sangat erat kaitannya dengan warga Muhammadiyah. Dalam hal Pilkada DKI kali ini, tentu semua sympatisan Partai pendukung bersetuju untuk memilih Cagub yang di usungnya, terlebih lagi dengan Pendukung Partai DEMOKRAT tentu mereka tidak rela jika Calon pemimpinnya dikalahkan oleh Cagub yang lain. Bukankah Ahok juga dicalonkan oleh Partai Partai besar yang mendominasi keanggotaan di DPRD DKI tentu hal ini benar dan hal ini menjadi tantangan bagi Agus Yudhoyono dan Team suksesnya, tetapi pilkada sangat berbeda dengan Pileg, dan tentu sangat difahami bahwa mayoritas pendukung ketiga Partai besar tersebut diatas adalah pemilih Muslim, sementara issue inilah yang sangat santer menyeruak dikalangan masyarakat baik langsung atau melalui sosial media yang sudah sangat menjamur di era ICT ini.

Menurut pendapat saya, siapapun yang terpilih sebagai Gubernur, maka semua penduduk DKI harus menerimanya dengan legowo, termasuk jika AHOK yang akan menerima amanah kepemimpinan di DKI walau dengan kemenangan AHOK kita harus mengakui bahwa Agama sudah tidak lagi menjadi hal penting dinegeri ini, suara ulama sudah tidak lagi menjadi panutan, dan jangan berharap terlalu jauh kedepan bahwa Ummat islam bisa menempatkan putera puteri terbaiknya di negeri tercinta ini. begitulah resiko hidup berdemokrasi. Pertanyaannya adalah apakah hal ini akan terjadi?. Dengan tiga pasangan Calon Gubernur tentu hal ini sangat sulit terjadi, karena proses pemilihan akan terjadi dalam dua kali pemilihan, dan dalam pemilihan kedua tentu akan ada dua pasangan saja. Jika pasangannya adalah AHOK melawan Agus Yudhoyono, maka pendukung Anies Baswedan akan menyatu ke pendukung Agus Yudhoyono, begitu pula sebaliknya. Namun jika yang bertarung di pemilihan kedua adalah Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono, maka siapapun yang menjadi pemenangnya, akan menyenangkan mereka yang saat ini berpendapat ASAL BUKAN AHOK.

Sahabat sahabat banyak yang bertanya siapa yang akan menjadi Gubernur DKI kali ini?. Jawaban saya Kul ilmuha Indallah (hanya allah saja yang tahu). Tetapi Pilkada DKI kali ini adalah ujian bagi Ummat Islam yang menjadi mayoritas penduduk dan pemilih di DKI. Dan tentu saya berdoa kiranya Pikada DKI kali ini terlaksana dengan aman dan tenteram.