Tampilkan postingan dengan label 3 Jenderal maju pilkada gubernur 2018. Tampilkan semua postingan

3 Jenderal ini berhasrat ingin jadi gubernur di pilkada 2018


Pilkada serentak 2018 akan diramaikan dengan turunnya para jenderal ke panggung politik. Mereka mendaftar ke beberapa partai politik untuk mengikuti proses penjaringan calon gubernur.

Kurang dari setahun jelang pelaksanaan pilkada serentak yang akan dilaksanakan di 171 wilayah, masing-masing partai membuka pendaftaran bagi mereka yang ingin menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tahapan ini akan berlangsung hingga partai memutuskan siapa pasangan calon yang akan diusung, termasuk berkoalisi dengan siapa.

Sejauh ini, tiga jenderal sudah resmi mendaftar melalui partai politik. Siapa saja mereka? Berikut profilnya:

1. Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi

Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi didaftarkan sebagai bakal calon Gubernur Sumut ke Partai Hanura. Dia didaftarkan calon pasangannya, Musa Rajeckshah.

Musa Rajeckshah merupakan pengusaha muda di Medan. Pria yang akrab disapa Ijeck ini merupakan sepupu dari artis dan Raline Shah. Ijeck mendaftarkan Edy Rahmayadi dan dirinya ke kantor DPD Hanura Sumut, di Jalan Kapten Muslim, Kompleks Ruko Griya, Medan, Jumat (28/7). 

Kemudian pada 14 Agustus lalu, kuasa Edy, Ruslim Sembiring, bersama rombongannya mendatangi kantor DPD PDIP di Jalan Jamin Ginting, Medan untuk menyerahkan formulir pendaftaran. Sebelumnya, Edy juga telah mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon gubernur Sumut ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Sumatera Utara, Partai NasDem, di Jalan Wolter Monginsidi, Kota Medan, Jumat (11/8) sore. Dia juga diwakili kuasanya, Ruslim Sembiring,

Saat ditanya soal langkah politiknya itu, Edy yang juga Ketua umum PSSI malah enggan berkomentar banyak. "Doain aja," ucap Edy langsung menghindar dari kejaran media.

Sementara Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan, Letjen Edy belum mengajukan izin terkait pencalonannya sebagai cagub Sumut. "Dia belum mengajukan (izin) ke saya kok. Sudah mendaftar boleh saja, saya juga daftar kan boleh saja. Enggak usah minta izin ke saya. (Contoh) Saya daftar di partai apa tidak masalah kok gitu," kata Panglima TNI.

2. Irjen Paulus Waterpauw



Dari kalangan polisi, Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw resmi mendaftarkan diri jadi bakal calon Gubenur Papua melalui DPD Partai Golkar Papua pada 12 Juni lalu.

Paulus Waterpauw merupakan putra daerah yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakapolda Papua. Paulus mengaku akan mengikuti mekanisme resmi di kepolisian jika dia telah resmi ditetapkan sebagai cagub.

"Belum dapat restu semua dari pimpinan. Yang penting kan semua mekanisme akan dijalani," ujar Paulus di tempat terpisah.

Selain mendaftar sebagai bakal cagub di Partai Golkar, Paulus juga mendaftarkan diri di tiga partai lain yakni PDIP, Gerindra, dan PKS.


3. Kapolda Kaltim Irjen Safaruddin



Kapolda Kalimantan Timur Irjen Safaruddin mengaku telah mendaftar untuk ikut penjaringan bakal calon gubernur Kaltim melalui PDIP. Dia mengaku siap mundur dari kepolisian jika diusung sebagai cagub.

"Jadi begini saya kan mendaftar di PDIP di Jakarta, dan saya sudah menjalani fit and proper test. Kita tunggu rekomendasinya PDIP," kata Safaruddin kepada wartawan di Samarinda, Selasa (15/8).

"Diterima atau tidak. Ini kan baru melamar," ujar Safaruddin.

Dia mengaku tidak ada dorongan dari pihak lain untuk maju dalam Pilgub Kaltim. Murni keinginan pribadinya setelah dua tahun bertugas di Kaltim.

"Kebetulan kan pemilihan Gubernur tahun depan ya. Saya terpanggil untuk itu. Kalau dulunya di bidang keamanan, nanti kan di bidang kesejahteraan masyarakat," terangnya.

Jika nantinya terpilih, pria kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan tahun 1960 itu, harus menanggung konsekuensi mundur dari kepolisian. "Aturannya kan begitu, ya harus (mundur). Kalau kita mau ya harus tinggal. Saya harus mengundurkan diri nanti, sebelum pendaftaran ditutup, kalau diberikan rekomendasi," jelasnya.